Rental Mobil Palembang - PALEMBANG merupakan kota tertua di Indonesia, umurnya diperkirakan sejak
adanya wanua Sriwijaya pada 16 Juni 682 Masehi. Selain kerajaan
Sriwijaya, di Palembang juga berdiri Kesultanan Palembang Darussalam,
yang mencapai masa puncaknya bersama penyebaran ajaran Islam, di
nusantara.
Sebelum berdiri Kesultanan Palembang Darussalam, telah berdiri kerajaan
Palembang, dari Kiyai Gede Sedo Ing Lautan hingga Pangeran Sedo Ing
Rejek. Saat itu, Palembang menjadi wilayah kekuasaan Demak, dan Mataram.
Baru di masa Pangeran Ario Kesumo, Palembang memutuskan hubungan dengan
Mataram.
Pangeran Ario Kesumo mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam. Sebagai
sultan pertama, dia bergelar Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin
Sayyidul Iman, yang memerintah dari tahun 1659 – 1706.
Dalam tahun 1703, beliau menobatkan seorang puteranya anak dari Ratu
Agung sebagai Raja Palembang Darussalam yang kedua dengan gelar Sultan
Muhammad Mansur Jayo Ing Lago (1706 – 1714).
Dalam tahun 1709 Sultan Muhammad Mansur menobatkan puteranya yang
sulung, Raden Abubakar, menjadi Pangeran Ratu Purboyo. Pewaris mahkota
ini tidak sempat menjadi raja karena wafat teraniaya.
Sultan Muhammad Mansur digantikan oleh adiknya (sesuai dengan wasiatnya)
bernama Raden Uju yang kemudian dinobatkan menjadi Sultan Palembang
Darussalam yang ketiga, bergelar Sultan Agung Komaruddin Sri Truno (1714
– 1724).
Kemudian beliau digantikan oleh kemenakannya Jayo Wikramo dengan gelar
Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wirokramo, yaitu Sultan Palembang
Darussalam yang keempat memerintah dari tahun 1724 – 1758.
Sultan Palembang Darussalam yang kelima adalah Pangeran Adikesumo,
putera kedua dari Sultan Mahmud Badaruddin I, adik dari Raden Jailani
Pangeran Ratu yang wafat kena amuk, dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin
I, dan memerintah dari tahun 1758 – 1776.
Sultan Ahmad Najamuddin I digantikan putera mahkota yang setelah
dinobatkan menjadi Sultan Palembang Darussalam bergelar Sultan Muhammad
Bahaudin. Raja ini memerintah dari tahun 1776 – 1803. Raja yang keenam
ini wafat pada hari Isnen tanggal 21 Zulhijjah tahun 1218 H. Waktu Asyar
(3 April 1803).
Sultan Muhammad Bahauddin digantikan putera sulungnya, Raden Hasan
Pangeran Ratu dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin II, sebagai Sultan
Palembang Darussalam yang ke tujuh dan memerintah dari tahun 1803 –
1821.
Baru sewindu memegang tampuk pemerintahan, datanglah Inggris menyerbu
Palembang (1811). Sultan Mahmud Badaruddin II hijrah kepedalaman
meneruskan perang gerilya, setelah mewakilkan pemerintahan Kesultanan
kepada adiknya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Mudo. Inggris
mengakui sebagai raja Palembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin II
(Susuhunan Husin Dhiauddin), memerintah dari tahun 1812 – 1813.
Pada tahun 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke Palembang,
memegang tampuk pemerintahan Kesultanan (1813 – 1821). Saat itu, Sultan
Mahmud Badaruddin II menobatkan putera sulungnya menjadi raja dengan
gelar Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (1819 – 1821), kemudian
Sultan Mahmud Badaruddin bergelar Susuhunan.
Setelah Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan (1821) beliau digantikan
putera sulung Sultan Ahmad Najamuddin II (Susuhunan Bahauddin) bernama
Raden Ahmad dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (1821 –
1823).
Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom juga melakukan perlawanan terhadap
Belanda. Dia ditangkap kemudian dibuang ke Banda, lalu ke Manado. Sampai
saat ini makamnya belum ditemukan.
Lantaran seringnya para Sultan Palembang melakukan perlawanan, tahun
1825, Belanda akhirnya membubarkan Kesultanan Palembang Darussalam.
Baru hampir dua abad kemudian, zuriat dari 10 sultan yang pernah
berkuasa di Palembang melakukan musyawarah adat, pada 18 November 2006.
Keputusan dari musyawarah adat tersebut yakni menobatkan Ir. Raden
Muhmud Badaruddin sebagai sultan Palembang dengan gelar Sultan Iskandar
Mahmud Badaruddin. Pada 19 November 2006, bertempat di halaman dalem
Benteng Kuto Besak, Palembang, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin
dinobatkan.
Jauh sebelumnya, pada September 2004, Raden Mahmud Badaruddin ditunjuk
sebagai Ketua Umum Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam.
Himpunan Zuriat Kesultanan Palembang Darussalam ini adalah sebuah
organisasi yang menghimpun zuriat dari 10 sultan yang pernah berkuasa di
Palembang, yang tersebar di Nusantara, dari Sabang sampai Marauke.
Dalam perkembangan selanjutanya, mengingat telah banyaknnya agenda kerja
yang sudah dilakukan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, Himpunan Zuriat
Kesultanan Palembang Darussalam mengukuhkan Sultan Iskandar Mahmud
Badaruddin memimpin Keraton Kesultanan Palembang Darussalam.
post by
faisal kaskus
Semoga bermanfaat by
Alhikmah rental mobil palembang